Wednesday, January 25, 2012

Cara Membuat Jurnal Bersih untuk Praktek Farmasetika

Agar ada gambaran jurnal bersih itu seperti apa, bisa dilihat di bawah ini:


jadi jurnal bersih itu, dibuat dua garis yang membagi dua halaman, biasanya bagian paling kiri lebih sempit dari pada bagian yang sebelah kanan. Bagian kiri digunakan untuk menulis resep, keterang suatu zat mengandung apa saja, keterangan menggunakan basis apa, dan keterangan-keterangan lainnya, kalau ada yang mesti dibuatkan copy resepnya bisa ditulis di bagian yang kiri ini. Dan bagian kanan inilah yang kita gunakan untuk membuat tabel deskripsi obat, dan diikuti dengan penulisan untuk (secara berurutan) kelengkapan resep, OTT, usul, perhitungan bahan, perhitungan TM, cara pembuatan, dan Penandaan.

Dalam hal ini, saya akan menerangkan pembuatan jurnal bersih untuk resep berikut:

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, di bagian kiri, kita tuliskan resep, selain itu kita menuliskan keterangan mengenai kandungan suatu zat seperti gambar dibawah ini. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam menuliskan deskripsi obat di dalam tabelnya nanti.
Nah, saya kira untuk resep yang ini keterang yang mesti ditulis di bagian kiri cukup itu saja, sekarang saatnya beralih ke bagian kanan. Yang pertama kita buat di bagian kanan ini adalah tabel deskripsi obatnya. Secara umum, yang baru saya pelajari di semester 1 farmasi ini, di dalam tabel tersebut terdiri dari 6 kolom. Yaitu kolom DO (singkatannya mungkin "Deskripsi Obat"), UD (Usual Dose), TM (Takaran Maksimum), Kelarutan, Khasiat, dan Referensi.

Di dalam kolom DO, yang harus kita tuliskan adalah jenis obat tersebut, apakah bebas (B), bebas terbatas (BT/T), keras (K), atau narkotika, untuk mengetahui hal itu, kita bisa melihatnya di buku ISO (Informasi Spesialite Obat), tepatnya ada di setiap sebelah atas kanan bagian data obat yang kita cari yang bercetak tebal. Terkadang ada beberapa data zat yang kita tidak temukan di dalam buku ISO, kemungkinan zat-zat tersebut bebas, misalnya kebanyak zat yang di buat untuk membuat basis krim tertentu. Tetapi, belum tentu juga semua zat yang digunakan untuk membuat basis krim bergolongan obat bebas. Jadi, untuk lebih pastinya saya kurang tahu mendapatkan datanya dari mana lagi selain dari buku ISO tersebut.

Kemudian untuk kolom UD, kita bisa mendapatkan datanya dari FI III, bisa ditemukan di data zat yang kita cari langsung melalui indeks, atau jika ada sudah ada di dalam tabel hal 959. Jika tidak tercantum di FI III, bisa kita tulis tanda setrip "-".

Dan untuk kolom TM, menurut saya hanya bisa ditemukan di tabel yang sama di FI III hal 595, namun terkadang ada juga beberapa zat yang bergolongan keras yang tidak tercantum di sana, dan ternyata ada TM nya di ISO, data tersebut bisa juga kita ambil dari ISO.

Mengenai data kelarutan juga bisa kita temukan di FI III, selain itu kita juga bisa menemukannya di FI IV dan juga di Martindale.

Untuk kolom khasiat bisa kita dapatkan datanya dari FI III ataupun di ISO, dan untuk yang terakhir bagian referensi, kita hanya menuliskan dari buku apa dan halaman berapa kita menemukan data zat-zat tersebut. Sekali lagi, apabila ternyata tidak dapat ditemukan data zatnya dari beberapa buku yang sudah saya rekomendasikan sebelumnya, saya mohon maaf, saya juga tidak begitu mengetahui bagaimana cara mendapatkannya, secara umum seperti itu menurut saya.

Kembali ke dalam hal pembuatan tabel sesuai dengan resep yang saya ambil sebagai contoh, tabel deskripsi obatnya akan menjadi seperti ini:


 Selanjutnya kita bisa mulai untuk menulis hal yang berikutnya, yaitu untuk romawi pertama, kelengkapan resep yang mesti kita tulis itu adalah hal yang tidak ada dalam resep, misal resepnya seperti ini:

Untuk resep di atas, ada satu yang kurang dari kelengkapan resep yaitu paraf dokter, sehingga karena satu lagi bagian tidak ada dalam resep tersebut maka resep tersebut belum lengkap, jadi yang akan kita tulis seperti ini:
I. Kelengkapan Resep:
   - Tidak ada paraf dokter

Begitu seterusnya apabila ada bagian yang kurang, maka ditulis di kelengkaan resep.

Untuk yang kedua yaitu OTT (Obat Tak Tercampurkan), bagaimana cara mengisinya, bisa dilihat di martindale, di bagian yang Incompatibility, sebenarnya menurut saya, di bagian OTT ini tidak cuma untuk zat yang tak tercampurkan saja, hal lainnya yang mengganjal juga bisa ditulis di sini. OTT untuk resep ini adalah sebagai berikut:
II. OTT:
    - Neomisin sulfat dalam basis anionik akan mengendap
    - Signa tidak sesuai

Bagian berikutnya yaitu usul, yang kita tulis untuk bagian ini adalah, perbaikan yang mesti kita lakukan dalam menyelesaikan masalah pada OTT di atas, jadi usulnya seperti ini:
III. Usul:
      - Menggunakan basis Husa's
      - Signa diganti sb-q dd applic loc dol

Kemudian untuk romawi keempat, yaitu perhitungan bahannya sesuai dengan yang tercantum di resep, bisa kita hitung seperti di bawah ini:
IV. Perhitungan bahan:
     - Kliokinol: 2/98 x 20 gram = 0,4082 gram = 400 mg
     - Fluosinolon asetonid: 0,25mg/gram x 20 gram = 5 mg
           Pengenceran fluosinolon asetonid 5 mg
           Fluosinolon asetonid = 50 mg
           Tambahkan basis sampai 500 mg, jadi basis = 450 mg
           Hasil pengenceran: 5mg/50mg x 500 mg = 50 mg
           Perbandingan pengenceran: 50:500 = 1: 10
           Sisa pengenceran: 500 mg - 5 mg = 450 mg
    - Neomisin Sulfat: 5mg/gram x 20 gram = 100 mg
    - Basis Husa's: 20.000 mg + 450 mg = 20.450 mg
           Basis diubah menjadi 21.000 mg (dibulatkan)
           sehingga:
           Vaselin Album: 25% x 21 gram = 5,25 gram
           Setil Alkohol: 20% x 21 gram = 4,2 gram
           Emulsifier: 2% x 21 gram = 420 mg
               Tween: 64% x 420 mg = 270 mg
               Span: 36% x 420 mg = 150 mg
           Nipagin: 0,18% x 21 gram = 50 mg
           Aqua: 52,82% x 21 gram = 11,0922 = 11 ml

Dan untuk bagian berikutnya yaitu perhitungan TM. Di dalam resep ini, tidak ada zat yang memiliki TM, oleh karena itu bisa kita beri tanda setrip saja:
V. Perhitungan TM:
    -

Selanjutnya adalah cara pembuatan, bisa seperti ini:
VI. Cara Pembuatan:
      1. Menyiapkan alat dan bahan
      2. Membuat basis:
          a. Mengambil air panas 11 ml dengan cara mengkalibrasinya terlebih dahulu
          b. Melarutkan nipagin 50 mg ke dalam air panas tersebut, kemudian tambahkan tween 270 mg
              aduk hingga homogen
          c. Meletakkan vaselin album 5,25 gram ke dalam cawan penguap, kemudian tambahkan dengan setil
              alkohol 4,2 gram, dan tambahkan pula dengan span 150 mg, kemudian letakkan cawan penguap
              di atas waterbath
          d. Menuangkan fase minyak dan fase air secara bersamaan ke dalam mortir panas, kemudian aduk
              hingga homogen, usahakan tidak banyak busa atau gelembung, dapat dilakukan dengan cara
              mengaduknya hanya dalam satu arah
     3. Membuat pengenceran fluosinolon asetonid
     4. Menimbang basis yang dibutuhkan
     5. Memasukkan neomisin sulfat 100 mg ke dalam basis, gerus hingga homogen
     6. Memasukkan hasil pengenceran fluosinolon asetonid, gerus hingga homogen
     7. Memasukkan kliokinol ke dalam campuran tersebut, gerus hingga homogen
     8. Memasukkan campuran ke dalam wadah dan beri etiket serta label NI

Dan bagian terakhir adalah dengan memberikan penandaan seperti di bawah ini:
VII. Penandaan:
       Wadah: pot plastik
       Etiket: biru
       Label: NI

Demikianlah cara bagaimana membuat jurnal bersih dari suatu resep yang diberikan oleh dokter. Semua yang saya berikan di sini berdasarkan pengetahuan saya selama mendapatkan mata kuliah praktik Farmasetika semester I, apabila ada kesalahan mohon maaf, apabila berkenan memperbaikinya saya akan sangat senang. Dan apabila ada pertanyaan mengenai posting ini bisa ditulis di kolom komentar di bawah ini,
terima kasih sudah berkunjung ke NOBODY'S PERFECT :D

Tuesday, January 24, 2012

Cara Melipat Puyer Menggunakan Kertas Perkamen

Dalam hal ini, saya mencontohkan bagaimana caranya melipat puyer yang membutuhkan puyer sebanyak 8 bungkus.

Beberapa hal umum yang harus dilakukan dalam melipat puyer:
1. Siapkan 8 lembar kertas perkamen

Gambar 1
2. Menyusun kedelapan kertas menjadi seperti ini:

Gambar 2
3. Melipat ujung atas seperti ini:

Gambar 3
4. Untuk memudahkan dalam pelipatan dan menghindari serbuk berterbangan, akan lebih baik jika kita membagi 2 sama banyak kertas perkamen yang akan kita lipat. Jadi dalam hal ini kita melipat 4 kertas perkamen terlebih dahulu. Ketika keempat kertas perkamen sudah selesai dilipat, baru kemudian melipat 4 kertas perkamen sisanya. Susunlah keempat kertas perkamen seperti ini:

Gambar 4
5. Isi bagian tengah masing-masing kertas perkamen dengan serbuk yang dikehendaki

Gambar 5
6. Kerjakan pelipatan pada salah satu kertas perkamen terlebih dahulu, yaitu yang paling ujung dan yang tidak tertutupi oleh kertas perkamen sebelahnya

7. Lipat bagian bawah kertas perkamen ke atas, masuk ke dalam lipatan yang sudah terbentuk

Gambar 6
8. Lipat kembali bagian atas dengan lebar yang sama dengan lipatan yang pertama kali

Gambar 7
9. Lipat bagian kanan sedikit ke arah tengah

Gambar 8
10. Lipat bagian kiri hingga ujungnya tepat menyentuh lipatan yang paling kanan (kalau bingung lihat saja gambarnya, hehe)

Gambar 9
Gambar 10
11. Masukkan lipatan kanan ke dalam lubang lipatan kiri

Gambar 11
12. Lipatan puyer sudah selesai

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melipat puyer:
  1. Dalam hal ini (cara yang saya ajarkan), dua lipatan kecil yang dibuat, harus selalu berada di atas (lihat Gambar 7)
  2. Bagian yang akan masuk ke lubang harus ujung bagian kanan, hal ini dilakukan sebagai penyesuaian dalam hal pembukaan puyer oleh pasien yang mayoritas tidak bertangan kidal
  3. Ukuran tiap lipatan puyer yang dibuat harus sama, tidak boleh ada yang satu besar atau yang lainnya lebih kecil
Hal-hal kecil seperti ini jangan disepelekan, karena ketika hasil lipatan puyer kalian diperiksa oleh dosen, dosen akan memeriksanya sampai hal kecil seperti ini. Beberapa hal lainnya yang dosen perhatikan adalah sebagai berikut:
1. Tidak boleh membuat lipatan kecil di ujung bagian kanan (dalam hal ini, biasanya mahasiswa berusaha untuk memudahkan ujung kanannya dimasukkan)

Gambar 12
2. Akan lebih baik, apabila sejak awal sudah melipat bagian kanannya menjadi sedikit lebih lebar dibandingkan bagian kirinya, agar ketika lipatan bagian kanannya akan dimasukkan  sudah lebih kecil dari lubang ujung bagian kiri

3. Dosen akan membuka lipatan puyer, dan memeriksa apakah ada serbuk yang keluar dari lipatan yang paling dalam. Hal ini dilakukan untuk memastikan serbuk tidak keluar ke mana-mana dan tetap berkumpul di satu titik

Ada juga beberapa tips supaya serbuk tetap pada tempatnya atau tidak keluar ke  mana-mana:
1. Pada saat akan melipat bagian ujung kanan ke arah sedikit ke tengah (lihat gambar 8), sebelumya lakukan hal seperti gambar di bawah ini, agar serbuk turun, dan tahan ujung bagian kanan agar serbuk tidak kebablasan turun hingga keluar dari lipatan kertas perkamen

Gambar 13
 2. Ketika sudah dilipat, lakukan hal seperti ini juga sebelum membuat lipatan di bagian ujung kirinya (lihat Gambar 9), agar serbuknya juga turun dan berada di tempat yang diinginkan

Gambar 14
Demikianlah, cara melipat puyer menggunakan kertas perkamen berdasarkan pengalaman saya dalam melakukannya selama di perkuliahan farmasi, tentunya ada berbagai macam cara atau tips-tips lain dalam melipat puyer. Apabila ada kesalahan mohon dimaafkan, pastinya kita semua sudah mengetahui bahwa NOBODY'S PERFECT, dan saya akan merasa senang apabila ada yang memperbaikinya. Jika ada pertanyaan, ayo jangan sungkan-sungkan untuk menulis di kolom komentar di bawah ini, terima kasih sebelumnya sudah berkunjung :D