Saturday, September 27, 2014

Catatan Kewirausahaan #3

Pertemuan ketiga dimulai dengan presentasi 3 ide bisnis dari tiap kelompok. Ide-ide bisnis masing-masing kelompok sangat menarik. Meskipun demikian, di minggu depan diminta untuk memilih hanya satu ide bisnis yang siap untuk dibuatkan proposal bisnisnya. 

Materi yang kami dapatkan pada hari itu adalah mengenai creative thinking. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh IBM, originalitas menjadi satu aspek di mana dikembangkan inovasinya. Kreativitas merupakan proses berpikir bagaimana seluruh aspek intelegensia bekerja secara bersama-sama. Kreativitas belajar dari berbagai disiplin ilmu. 

Kami diperlihatkan suatu gambar berisi objek, yang mana kami diminta untuk menulis sebanyak-banyak manfaat atau kegunaan dari objek tersebut. Manfaat dari simulasi tersebut adalah kami diajarkan untuk berpikir kreatif, misalnya saja tiang tanda berhenti, selain secara umum digunakan sebagai tanda agar  kendaraan berhenti, dipikirkan juga bahwa bisa digunakan untuk dayung, tameng, alat pemukul, dan lain sebagainya. Itulah yang dimaksud dengan berpikir kreatif.

Proses berpikir kreatif artinya berpikir dengan divergen, mencari alternatif-alternatif yang ada dari proses berpikir tadi. Proses berpikir itu tidak dibatasi, apakah executable atau tidak dapat dilaksanakan. Misalnya saja, sejarah perkembangan telefon. Mungkin puluhan tahun yang lalu, kita pernah berimajinasi dapat melihat dari jarak jauh orang yang kita hubungi. Di tahun tersebut tentu tidak mungkin dilaksanakan, tetapi itu menjadi mungkin pada masa kini. Dalam berpikir kreatif, terdapat suatu model yang akan membantu agar kita dapat mengatasi persoalan dengan kreatif, yaitu creative problem solving model. Berikut adalah komponennya:
  1. Clarification, memahami suatu permasalahan.
  2. Memiliki dan mengembangkan solusi, kemudian dipilih solusi yang paling tepat.
  3. Make an action plan, membuat ide bisnis.
Divergent thinking merupakan proses berpikir yang out of the box, berpikir seluas-luasnya, "sebodo amat" bisa dilakukan atau tidaknya. 

Dalam hal ini terbagi dua tahap. Tahap pertama adalah yang disebut dengan "Knowable Current State", sementara tahap kedua adalah "Clear an Ambiguous Vision, Strategy, and Plan".

Knowable Current State terdiri dari:
  1. Exploring possibilities, semua kemungkinan dieksplorasi.
  2. Brainstorming, berpikir dari berbagai sudut pandang yang luas.
  3. Synthesis, berpikir jauh ke depan, berimajinasi, bagaimana caranya.
  4. Unconstrained, berpikir tanpa perlu memperhatikan adanya hambatan-hambatan.
  5. Multiple, hasil proses berpikir akan banyak, tidak akan hanya satu.
  6. Include all options, termasuk ke semua opsi. 
Selanjutnya, diteruskan ke tahap berikutnya, yaitu Clear an Ambiguous Vision, Strategy and Plan:
  1. Reducing option, apa yang menjadi opsi-opsi sebelumnya dieliminasi beberapa yang tidak mungkin diaplikasikan.
  2. Making choices and focusing, tentukan pilihan dan fokuskan pada tujuan.
  3. Analysing, dianalisis executable atau tidaknya.
  4. Prioritising.
  5. Constrained, sudah memperhatikan kemungkinan adanya hambatan, misalnya memilih yang sesuai dengan kemampuan.
  6. Singular, proses pemilihan akan menghasilkan opsi yang lebih sedikit, bisa hanya satu, proses mengerucut.
  7. Converge on one way
Jadi setelah berpikir kreatif, tahap dua berusaha untuk mewujudkan hasil pemikiran kreatif tersebut. 

Untuk lebih menyesuaikan ide bisnis dengan kebutuhan pasar. Ada yang disebut dengan peta empati, semacam melakukan market research. Berikut adalah petanya:


Dalam membuat ide bisnis, perlu untuk menerapkan peta empati di atas. Inovator perlu untuk turut memikirkan dan merasakan apa yang ada di benak pelanggan. Kemudian mengobservasi apa saja yang biasa dilihat oleh pelanggan. Lalu mendengar apa yang didengar oleh pelanggan, dan melakukan apa yang dikatakan oleh pelanggan terkait saran perbaikannya. Terkadang setelah ide bisnis diwujudkan, dalam penerapannya dapat menimbulkan rasa sakit berupa frustasi dari pelanggan. Misalnya dibuat handphone dengan ketahanan baterai lebih dari 3 hari, namun ternyata menyebabkan pelanggan frustasi akibat terlalu berat dan besarnya handphone tersebut. Berangkat dari hal itu, maka inovator dapat membuat produk yang baru sehingga dapat memperoleh apa yang ingin dicapai oleh pelanggan.

Selanjutnya dibahas mengenai strategi dan tantangan kewirausahaan di Indonesia. Peluang usaha di Indonesia sangat baik sekali, atas dasar: 
  1. Berdasarkan suatu penelitian, diketahui bahwa tiap tahun akan terdapat 7% masyarakat dengan kelas pendapatan menengah baru di Indonesia. Setiap 130 juta orang akan menghabiskan 2-20 USD per harinya sehingga tidak mengherankan mall-mall di Indonesia selalu penuh dikunjungi. 
  2. Adanya perubahan tren dan gaya hidup. Saat ini bisa jadi, orang menjadi agak malas masak sendiri sehingga lebih menyukai makan di luar atau yang lainnya. Atau terkait juga kebutuhan makanan yang menerapkan pola hidup sehat, sehingga kemudian menjadi peluang di pasar. Biasanya, ketika kota besar memiliki suatu tren tertentu, akan secara otomatis perlahan-lahan diikuti oleh kota kecil.
  3. Adanya perkembangan teknologi informatika yang kian cepat. Adanya social media, memudahkan antar individu menjadi lebih mudah berkomunikasi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki kemampuan mengidentifikasi kesempatan berusaha. Berikut adalah macam caranya:
  1. Mencoba mempelajari tingkat impor di suatu wilayah yang masih sangat tinggi. Misalnya negara Jepang senang mengkonsumsi bulu babi, namun tidak banyak tersedia di negaranya sehingga perlu untuk mengimpor. Maka dapat menjadi peluang pengusaha di Indonesia yang mana bulu babinya sangat melimpah.
  2. Menyelidiki material lokal. Kembali contohnya seperti di Jepang, misalnya bahan baku batu bara di Jepang sangat sulit didapatkan sampai- sampai harus mengebor sampai dalam di lautnya. Sementara di Indonesia, khususnya di Kalimantan komoditi tersebut sangat melimpah.
  3. Mempelajari ketrampilan tenaga kerja. Misalnya di Jawa terdapat masyarakat yang bisa membuat ketrampilan dari batu bacan. Menjadi booming ketika dikemas oleh adanya berita bahwa SBY memberikan batu bacan kepada Obama. 
  4. Mengeksploitasi kemajuan IPTEK. Ini sudah dibuktikan oleh Max Suckenberg. 
  5. Mempelajari hubungan antar individu.
  6. Menilai rencana atau program pembangunan. Misalnya saat ini sedang diimplementasikan BPJS, maka dijadikan sebagai peluang usaha bagi apoteker untuk membuat obat dengan harga murah. 
  7. Melakukan pengamatan di tempat lain, misalnya ada di suatu tempat martabak yang sangat populer, peluang usahanya adalah bisa dengan membuka franchise dan membukanya di tempat lain.
Adanya keterlibatan Indonesia dalam AEC atau MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) mulai tahun 2015, mestinya dapat dimanfaatkan wirausahawan di Indonesia sebagai peluang berusaha. Meskipun demikian, ternyata pemerintah masih merasa ragu-ragu apakah adanya ini menjadi suatu harapan atau justru malah ancaman. Terlepas dari hal tersebut, seluruh masyarakat di Indonesia harus bersiap dan berusaha dapat survive dengan adanya sistem baru ini. Masyarakat Indonesia harus optimis bisa menjadikan hal ini sebagai harapan bukannya ancaman.

Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Semoga bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung :D

0 comments:

Post a Comment

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)